Gangguan Mental (Mental Disorder) - Klinik Hipnoterapi Keluarga

Masalah pada mental atau pikiran seseorang bisa berupa gangguan ringan hingga yang agak berat, namun belum sampai memasuki ranah kejiwaan (psikotik). Beberapa kasus gangguan mental yang bisa ditangani secara efektif dengan hipnoterapi adalah :
- Stress
- Histeria
- Depresi
- Gangguan kecemasan (anxiety disorder) & Panic Attack
- Insomnia (gangguan tidur)
- Post Traumatic Stress Disorder/PTSD
- Gangguan Kepribadian Ganda (Multiple Personality Disorder)
- Obsessive Compulsive Disorder/OCD
- Paranoia
- Dll
Untuk bisa menjalani hipnoterapi, seseorang calon klien harus masih memiliki kemampuan berkomunikasi yang normal dan baik. Tulisan ini juga tidak dimaksudkan untuk menganjurkan atau merekomendasikan untuk menghilangkan ataupun mengganti terapi medis dalam bentuk apapun, justru dalam banyak kasus keduanya bisa dilakukan secara komplementer.
Kisah berikut ini tidak bermaksud memberikan jaminan kepastian keberhasilan terapi pada setiap kasus, hasil terapi bisa bervariasi pada setiap orang.
A, seorang pria muda, mengeluhkan rasa cemas yang sangat mengganggunya dalam 3 tahun terakhir. Setiap kali bersinggungan atau teringat dengan sesuatu hal/peristiwa yang berhubungan dengan sakit, penyakit, kematian, dan sejenisnya, secara langsung maupun tidak langsung, akan langsung menyebabkan A merasa sangat ketakutan & cemas, jantung berdebar-debar, mengeluarkan keringat dingin dan kaki terasa sangat lemas. Hal tersebut bisa terjadi beberapa kali dalam sehari sehingga sangat mengganggu aktivitasnya sehari-hari. Usaha wiraswastanya yang sudah cukup berkembang akhirnya ditinggalkannya, dan memilih untuk bergabung sebagai staf rendahan di suatu perusahaan dengan alasan supaya selalu ada teman/orang di sekitarnya karena ia sangat khawatir apabila saat sendirian dan rasa cemas tersebut muncul kembali. Beberapa sesi psikologis dan juga psikiatris tidak terlalu membantunya, terutama karena ia sendiri bertambah cemas jika harus mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan padanya. A kemudian memutuskan untuk menjalani sesi terapi di Klinik Hipnoterapi Keluarga untuk mencari solusi terhadap masalahnya tersebut. Dengan menggunakan kombinasi teknik NLP dan ICT, dalam 3 kali sesi terapi A mulai berhasil mengontrol rasa cemasnya tersebut. Secara bertahap kemajuannya semakin baik, frekuensi terjadinya serangan kecemasan menjadi semakin berkurang demikian juga dengan intensitasnya. Dalam beberapa hari setelah terapi, A sudah mulai bisa untuk sendirian. 2 bulan kemudian, A memutuskan untuk berhenti dari tempat bekerjanya dan menekuni usaha wiraswastanya kembali.
M, seorang ibu berusia di atas 60 tahun, dibawa oleh anaknya ke Klinik Hipnoterapi Keluarga karena telah berbulan-bulan mengalami kesulitan tidur (insomnia). Tidurnya setiap hari hanya berkisar 2-3 jam, terkadang bahkan kurang dari itu. Jam berapapun ibu M mulai tidur, dia hanya akan baru tertidur setelah menjelang dini hari dan bangun tidak lama setelahnya. Selama tidur singkatnya pun ia kerap kali terbangun dan sulit untuk bisa kembali tidur. Sebenarnya ibu M juga sudah pernah menjalani konsultasi medis, namun karena khawatir akan ketergantungan & efek sampingnya, ibu M menolak untuk mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan untuk membantu tidurnya tersebut. Pada saat menjalani terapi, berhasil ditemukan akar masalah emosi & pikiran yang menjadi sumber gangguannya tersebut. Dan dengan menggunakan ICT, konseling, yang disertai beberapa teknik Ericksonian, hanya dalam 1 sesi terapi tersebut ibu M telah berhasil kembali tidur dengan nyenyak selama 5-6 jam setiap malamnya.
P, seorang gadis muda yang baru lulus universitas dari luar negri, memiliki masalah OCD (Obssesive Compulsive Disorder). Setiap kali mandi, pasti menghabiskan waktu 2-3 jam, dan itu bisa dilakukan beberapa kali sehari terutama pada saat baru kembali dari luar rumah dan akan memasuki kamar tidurnya. P juga menolak untuk minum dari kemasan air mineral atau menggunakan sedotan. Masalah tersebut mulai timbul pada masa kuliahnya dan sempat mendapatkan terapi medis dari psikiater selama 1 tahun. Sempat mendapatkan sedikit kemajuan, namun karena khawatir akan efek samping obat yang digunakan tersebut akhirnya dihentikan, dan P mencari alternatif solusi lain untuk masalah OCD tersebut. Dari sesi terapi ditemukan bahwa ibu dari P pun sebenarnya sempat mendapatkan masalah yang sama pada masa mudanya, dan hal tersebut yang menjadi akar permasalahan P yang pada masa kecilnya menangkap perilaku ibunya tersebut sebagai contoh/teladan pada saat dalam tekanan stress. Dengan pengertian yang baru dari hasil terapi, ditambah dengan terapi perilaku yang harus dilakukan P di rumah. P dengan cepat mengalami kemajuan untuk kembali dalam siklus kegiatan yang lebih normal.