Psikosomatis (sakit fisik) - Klinik Hipnoterapi Keluarga

Psikosomatis adalah suatu penyakit/masalah/gangguan yang terasa pada fisik kita yang disebabkan oleh kondisi psikis atau pikiran kita. Menurut statistik terakhir, dewasa ini 80% penyakit fisik disebabkan atau berhubungan dengan kondisi pikiran. Beberapa contoh penyakit tersebut seperti:
- Alergi
- Dysmenorrhea (nyeri haid)
- Maag & gangguan pencernaan
- Pusing, migrain, & sakit kepala lainnya
- Masalah seksual non organis (Impotensi, frigid, vaginismus, dll)
- Nyeri di bagian tubuh
- Tinnitus
- Tics
- Dll
Ada beberapa ciri khas psikosomatis:
- Masalah bersifat kronis, dan walaupun sudah dilakukan berbagai pengobatan namun tetap tidak berhasil atau hanya berhasil untuk sementara dan kemudian kembali menyerang, terkadang dengan derajat yang lebih berat lagi
- Hasil pemeriksaan medis tidak menemukan sumber penyebab yang spesifik & kuat
- Tidak/belum diketahui penyebab utama timbulnya penyakit tersebut. Biasanya hanya berupa dugaan tentang hal yang mungkin jadi trigger penyakit atau yang memperparah gejalanya
Apabila anda mengalami satu atau lebih gejala seperti di atas, ada kemungkinan besar masalah anda adalah psikosomatis. Simak kisah berikut ini:
Kisah berikut ini tidak bermaksud memberikan jaminan kepastian keberhasilan terapi pada setiap kasus, hasil terapi bisa bervariasi pada setiap orang.
W, seorang wanita muda, karyawati berusia 28 tahun, yang mengalami gangguan nyeri haid (dysmenorrhae) yang sangat hebat setiap bulannya. Saking hebatnya sehingga menyebabkan yang bersangkutan hanya bisa terbaring meringkuk pada saat rasa sakit tersebut menyerang. Masalah tersebut sudah ada sejak haid pertamanya di usia 12 tahun, dan semakin lama semakin berat. Berbagai upaya medis juga telah coba dilakukan dari dalam hingga luar negeri, tanpa membawa hasil yang berarti karena bukan saja tidak berhasil mengobati sakitnya namun juga tidak bisa menjelaskan penyebab dari sakit tersebut. Akhirnya W memutuskan untuk menjalani terapi di Klinik Hipnoterapi Keluarga. Sesi terapi pertama berhasil menemukan akar masalah di masa kecilnya, namun ternyata belum tuntas karena masih ada rasa sakit di bagian perut yang lain pada saat menstruasi. Pada sesi terapi kedua, W menjalani past life regression secara spontan, dan menemukan akar masalahnya pada sesi tersebut. Setelah sesi kedua itu, W akhirnya bisa terbebas dari masalah dysmenorrhae-nya dengan tuntas.
Perlu diperhatikan bahwa tulisan ini tidak dimaksudkan untuk menganjurkan untuk menghilangkan terapi medis standard dalam kasus apapun. Justru sebenarnya, kedua jenis terapi tersebut bisa saling komplementer untuk membantu mendapatkan kemajuan yang lebih baik & holistik.